Musim
hujan telah datang tapi bagaimana nasib para petani garam? Karena tak bisa
memproduksi garam dikarenakan tak adanya sinar matahari yang dapat mengubah air
laut menjadi garam. Dan juga adanya hujan yang menyebabkan air laut yang telah
tertimpa hujan tidak akan pernah menjadi garam. Di indonesia pengubahan air
laut menjadi garam masih menggunakan metode tradisional yaitu dengan
memanfaatkan sinar matahaari. Bahkan PT Garam pun belum menggunakan teknologi
modern. Biasanya pada musim penghujan para petani garam menghentikan
produksinya. Dan mereka mengembangbiakan ikan dan udang yang dapat mereka jual
jika telah besar.Karena mereka juga harus memenuhi kebutuhannya sehari-hari.
Dari hasil memproduksi garam saja belum cukup karena garam yang di jual
harganya Rp 550,- per kilogram yaitu di bawah harga patokan pemerintah, Rp
750,- perkilogram. Pada hal yang bekerja keras adalah para petani garam tetapi
yang menikmati hasilnya adalah para petani pemilik lahan. Sungguh tak adil
karena mereka yang bekerja keras tetapi mengapa mereka hanya di beri upah yang
sangat sedikit sekali?
seharusnya pemerintah harus memperhatikan nasib rakyat kecil jangan hanya sibuk dengan urusannya masing-masing saja. Masih banyak rakyat kecil yang perlu diperhatikan kehidupannya.
seharusnya pemerintah harus memperhatikan nasib rakyat kecil jangan hanya sibuk dengan urusannya masing-masing saja. Masih banyak rakyat kecil yang perlu diperhatikan kehidupannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar