Menu

Sabtu, 05 Oktober 2013

Artikel ekonomi berpola induktif dan deduktif



1. Deduktif



Pengembangan Industri Pengolahan Rumput Laut



Pemerintah berjanji mengembangkan industri pengolahan rumput laut nasional. Mengingat, rumput laut sudah menjadi produk kelautan yang berkontribusi positif terhadap perekonomian nasional. Ini lantaran produksi rumput laut dalam negeri semakin meningkat. Bahkan, tahun lalu, Indonesia menjadi salah satu produsen rumput laut terbesar di dunia.



Di masa depan budidaya rumput laut dan industri pengolahan akan berkembang di pasar dan akibatnya akan menciptakan lapangan kerja, pendapatan, dan ekonomi perbaikan bagi pelaku bisnis. Pengembangan budidaya rumput laut merupakan salah satu bagian dari penguatan industrialisasi kelautan dan perikanan berbasis pelestarian lingkungan atau dikenal juga dengan ekonomi biru. Dengan demikian, sector kelautan dan perikanan bisa semakin berkontribusi terhadap penyediaan lapangan kerja dan pengurangan kemiskinan.



Melalui industrialisasi kelautan dan perikanan diharapkan ada peningkatan nilai tambah produk kelautan dan perikanan yang diikuti dengan meningkatnya daya saing, terjadi modernisasi antara produk hulu dan hilir, serta terjadi penguatan wirausaha kelautan dan perikanan yang difokuskan pada komoditas utama sekaligus terbentuknya distribusi sumber daya alam dengan manajemen terpadu.





2. Induktif



Rencana Pemerintah dalam Mengeluarkan Kebijakan Tambahan



Di tengah kritikan akan paket kebijakan yang dikeluarkan pemerintah pada Agustus lalu, Bank Indonesia menjadi salah satu yang membela pemerintah. BI mengikuti bahwa paket yang kemaren diajukan 23 Agustus, realisasinya sudah banyak yang terwujud. Bahkan BI melihat misalnya seperti Keppres atau Inpres yang mengatur tentang upah minimum juga itu langkah yang baik.



BI masih memiliki beberapa program yang disiapkan untuk menopang paket kebijakan tambahan yang akan dikeluarkan pemerintah. BI mengapresiasi langkah Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) menjaga stabilitas pasar keuangan dengan menerapkan lindung nilai atau heding valas. Heding valas itu salah satu yang dikeluarkan oleh BUMN, tetapi yang mereka keluarkan antara lain bond stabilization framework, menyelaraskan antara BUMN yang punya valas dengan yang beli valas, koordinasi dana pihak ketiga supaya tidak terjadi kenaikan bunga, dan juga langkah-langkah dalam melakukan transaksi di dalam rupiah.



Pemerintah berencana mengeluarkan kebijakan tambahan dalam upaya penyelamatan perekonomian nasional dan BI berjanji mendukung setiap langkah pemerintah menjaga stabilisasi ekonomi dalam negeri. 

sumber : Seputar Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar